Harga Burung Cendet Termahal – Burung cendet atau burung kelabu merupakan salah satu jenis burung kicau. Memiliki suara kicauan yang merdu, tentu saja burung ini banyak menarik perhatian pecinta burung. Selain itu, cendet mampu menirukan suara burung atau binatang lain yang sering didengar.
Ciri-ciri Burung Cendet
Cendet biasa dipelihara untuk kesenangan pribadi atau diikutkan lomba. Sifat dari cendet bergantung pada pola pemasterannya. Burung ini tersebar di beberapa wilayah di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Afrika Timur.
Ukuran dan penampilan fisik, Burung Cendet berukuran sedang, dengan panjang sekitar 18-20 cm. Jenis Burung ini memiliki warna bulu hitam keabu-abuan dengan garis-garis putih pada kepala, sayap, dan ekornya. Burung Cendet memiliki paruh yang cukup besar dan kaki yang kuat.
Terkenal dengan suaranya yang khas dan merdu, dengan variasi nada dan suara yang berbeda-beda. Burung ini memiliki kemampuan untuk menirukan suara burung lain dan suara-suara lainnya.
Type Burung Cendet adalah burung pemakan daging, dan makanannya terdiri dari serangga seperti jangkrik, ulat hongkong, kroto, dan belalang. Mereka juga dapat diberikan makanan tambahan seperti buah-buahan, sayuran, dan telur puyuh.
Cendet tinggal di dalam hutan, khususnya di pohon-pohon tinggi. Para pecinta burung sebaiknya mengetahui cara membedakan jantan dan betina supaya tidak salah membelinya.
1. Cendet Jantan
- Memiliki kepala berbentuk ceper atau datar pada bagian atasnya
- Ujung kepala sampai tengkuk berwarna hitam pekat, biasanya disebut blangkon
- Paruh terlihat tebal, apalagi pada bagian ujungnya
- Memiliki raut muka yang menyeramkan
- Sorotan matanya tajam
- Perilaku lebih gesit dan agresif bila dibandingkan dengan cendet betina
- Memiliki tulang pubis yang kecil dan panjang. Bila Anda merabanya akan terasa rapat, sempit, dan keras
- Motif bulu tidak beraturan
- Bagian pipinya berwarna hitam pekat
2. Cendet Betina
- Memiliki kepala yang menggelembung dan bulat
- Bulu pada ujung kepala sampai tengkuknya berwarna hitam, tapi warnanya samar
- Memiliki ujung paruh yang tipis
- Raut mukanya tampak biasa saja
- Sorot matanya tidak terlalu tajam
- Bagian ekornya berwarna hitam samar
- Memiliki tulang pubis yang renggang dan lebar. Bila diraba menggunakan jari, akan terasa lunak
- Memiliki bulu yang teratur di area tulang pubis
Harga Burung Cendet Termahal
Harga cendet terbilang cukup terjangkau bila dibandingkan dengan burung lain sekelasnya. Namun, harganya bisa berbeda-beda tergantung jenis dan lokasi pembeliannya.
Anda bisa menemukan anakan cendet seharga Rp100 sampai Rp200 ribu per ekor di pasaran. Untuk cendet dewasa, harganya berkisar di angka Rp300 sampai Rp400 ribu per ekor. Sedangkan, cendet yang sudah gacor bisa Anda beli mulai harga Rp600 sampai Rp800 ribu.
Meskipun begitu, ada juga cendet yang harganya sangat mahal. Misalnya saja, cendet sembur lamongan seharga Rp550.000, cendet matahari seharga Rp800.000, cendet ipin bondowoso seharga Rp14.000.000, atau bahkan cendet albino putih yang harganya mencapai Rp60 juta.
Cara Merawat Burung Cendet
Cendet harus Anda rawat semaksimal mungkin agar bisa berkicau dengan merdu. Perawatan harus Anda lakukan secara teratur untuk meminimalisir resiko cendet terkena penyakit. Berikut cara merawatnya.
- Pahami karakteristiknya, agar Anda bisa memilih pola pemasteran yang berpotensi menghasilkan burung gacor
- Berikan makanan yang mengandung banyak protein. Makanan burung cendet biasanya berupa buah apel, tomat, pepaya, dan pisang. Selain itu, burung ini juga memakan jagung, kroto, ulat bambu, jangkrik, ulat hongkong, cacing, dan belalang
- Perhatikan kebersihan kandang, Anda harus rutin membersihkan kandang, tempat makan, dan tempat minumnya
- Mandikan dan jemur burung secara konsisten, sebaiknya pagi hari pukul 7
- Lakukan pemasteran dengan mendengarkan file MP3 suara burung yang gacor
Ingat, kepintaran cendet sangat bergantung pada bagaimana Anda mengurusnya. Maka dari itu, berikan perawatan dan pelatihan terbaik agar cendet bisa gacor. Demikian informasi Harga Burung Cendet Termahal, semoga bermanfaat.
